Wednesday 30 April 2014

Cerita

          Suatu hari, 6 sekawan datang ke kota yang sudah ditinggalkan penduduknya karena suatu virus. Sesampainya dikota tersebut, mereka langsung mengelilingi kota itu. Hari pun sudah menjelang maghrib, ketika mereka melewati suatu jalan, Annisa yang daritadi selalu mesra bersama kekasihnya yaitu Jion berkata
" Udah mau malem nih, mendingan kita istirahat dulu aja.."
" Iya Rul, lagian itu ada sekolah kosong, pasti bisa kita pake " timpal Alayya
" Nan, nis, dengerin aku.. kota ini udah lama ditinggalin, kita gak tau apa yang ada didalem gedung sekolah itu" jawab Fahrul
" Yaudah lah Rul, paling juga cuma ada debu doang disana" kata Jion pada Fahrul sambil tertawa
" Oke kalo kalian maksa, tapi gue gak tanggung kalo ada apa-apa ye" kata Fahrul
mereka pun mencari lahan kosong untuk memarkirkan mobil, setelah menemukannya, Fahrul pun segera memarkirkan mobil dan mereka pun keluar dari mobil untuk menuju sekolah tadi. Dari kejauhan Fahrul melihat seseorang yang dia sangka orang itu adalah pengemis, saat hendak mendekati pengemis tersebut, Fahrul pun dengan seketika berlari menuju teman-temannya dan mengajak teman-temannya untuk segera ke sekolah itu
" Napa lu Rul ? " tanya Jion
" Cepet lari!!! orang itu bukan pengemis, tapi dia zombie " Ucap Fahrul dengan nafas tersendat-sendat
" Apa ?? Zombie ??? " kata Adnan, Jion, Annisa, dan Alayya dengan serempak
Mereka pun langsung segera berlari menuju gedung sekolah tersebut, dan dari kejauhan sang zombie tadi pun mengejar mereka. Tapi naas, Jion yang berada paling belakang tercakar oleh zombie tersebut. Dengan tergesa-gesa mereka pun segera masuk ke gedung sekolah tersebut dan segera mengunci gedung sekolah tersebut.

          Setelah merasa aman, mereka langsung memberikan pengobatan kepada Jion dan menyumbat lukanya.
" Bangke..!!! Apa gua bilang, gua dari awal udah gak mau kita istirahat di gedung itu" Kesal Fahrul
" Udahlah, namanya juga musibah.. mau gimana lagi ? " kata Annisa
" Jangan mentang-mentang Alayya dan Jion itu orang yang paling deket sama kamu, jadi kamu ngebela mereka ! " Timpal Fahrul dengan sangat marah
" Pokoknya gua mau pulang, gak peduli gua harus pulang bareng kalian atau engga.. yang penting gua harus pulang" lanjut Fahrul
Nampaknya amarah Fahrul tadi membuat suasana menjadi mencekam, terlebih lagi satu persatu zombie keluar dari tempat gelap dan mulai mendekati mereka .
" Tai lu !! gara-gara kalian kita kejebak disini, sekarang kita harus gimana ? " Kesal Fahrul sambil menunjuk Jion, Alayya, dan Annisa . Sementara itu, Adnan mencari cara bagaimana cara membunuh zombie-zombie tersebut menggunakan gadgetnya. Sambil berlari-lari mencari tempat aman, Adnan pun langsung berkata
" Cara yang paling ampuh untuk ngebunuh zombie-zombie ini adalah dengan cara ngebakar mereka "
" Tapi gimana caranya ? emang ada minyak tanah atau solar disini ? " Tanya Fahrul
" Lah itu apaan yang deket pintu ? itu kan minyak tanah " timpal Alayya
" Yaudah, kita mending ambil itu minyak tanah dan kita masuk ke kelas itu " Ucap Jion sambil meringis kesakitan
Mereka pun segera mengambil minyak tanah itu dan masuk kedalam kelas tersebut sebelum diketahui oleh para zombie. Fahrul pun segera mencari tempat untuk Jion dan dia bisa beristirahat sejenak.
" Sekarang kita harus ngapain ? Terus Jion gimana ? " ucap Annisa sambil menangis
" Satu-satunya jalan, ya kita harus balik lagi ke tempat awal kita " Kata Adnan sembari sibuk memainkan gadgetnya
" Udahlah ! Jion kita bunuh aja, lagian bentar lagi dia bakalan jadi zombie ! " kata Fahrul sambil memarahi Annisa
" Tapi kan.. " belum selesai Annisa berbicara, Jion sudah memotong ucapan Annisa
" Udah tinggalin aja aku disini, aku tetep cinta kamu kok" sambil memegang tangan Annisa
" Nan, Rul jaga mereka baik-baik ya. Biarin gue disini mati dengan tenang" lanjut Jion
Fahrul pun tertunduk lesu dan ketika ia mengodok saku jaket, ia tersadar bahwa kunci gerbang tadi ada di dia, dia pun berinisiatif untuk membuat mereka berpencar.
" Mendingan kita berpencar, entar kita ketemu lagi di gerbang kita masuk. aku yang bawa minyak tanah, jadi pas kita udah keluar kita bakal bakar lapangan sekolah ini supaya mereka mati. ngerti semua ? " ucap Fahrul
" Iya siap " ucap Adnan, Alayya, dan Annisa dengan serempak

          Mereka pun langsung berpencar untuk mengumpulkan para zombie di lapangan, terlihat Fahrul sedang berlari sambil menumpahkan minyak tanah menuju lapangan. Sesampainya di lapangan, Fahrul pun segera menuju keluar dan menyirami gerbang pintu masuk mereka dengan minyak tanah. Dari kejauhan terlihat Alayya, Adnan, dan Annisa sedang berlari menuju lapangan dengan diikuti zombie yang mengejar mereka. Setelah di lapangan, Fahrul pun berteriak pada mereka
" Mampus kalian semua, mati sana sama para zombie !! Teriak Fahrul dengan diselingi tertawa puas
Fahrul pun langsung mengunci gerbang awal dan langsung menyulut minyak tanah tadi, setelah puas dengan tawa terbahak-bahaknya karena keegoisan dia, tanpa sadar zombie pengemis itu sudah ada dibelakang dia, dan ketika ia membalikkan badan untuk segera menuju mobil, ia pun digigit oleh zombie tersebut, tepat dilehernya.

Wednesday 16 April 2014

Cintaku Satu-satunya

"Hai aku Darwis, kamu siapa ? " tanya Darwis kepada teman barunya
"emang tadi gak denger ya nama aku siapa ? " ucap Aurel dengan judes
"anak baru gitu amat, iya aku tau nama kamu Aurel" kata Darwis sambil mengelap kacamatanya.

Ya, Darwis adalah salah satu murid di sekolah Selbour. Dia memang terlihat pintar, tetapi dia tidak sombong dengan kepintarannya. Dia selalu menganggap dirinya sama seperti murid lainnya. Dan yang tadi Aurel, pindahan dari sekolah Salvedor. Anaknya memang begitu, cuek dan agak tomboy. tetapi dia seperti perempuan lainnya, masih suka sama laki-laki.

Sudah 1 minggu Aurel pindah ke sekolah Selbour, dan dia belum memiliki teman. Perempuan disekolah ini enggan berteman dengannya karena dia itu galak dan suka minta bekal teman sekelasnya. Walaupun begitu Darwis selalu berusaha mendekati dia, menurut Darwis, Aurel itu perempuan yang beda. Aurel sendiri enggan dekat-dekat Darwis, karena dia tahu bahwa Darwis orang yang pintar sedangkan dia hanya murid biasa saja.
"Lagipula kalo aku ngedeketin Darwis pasti banyak saingannya lah, tapi gimana lagi ? dia itu baik sama aku dan dia itu ganteng" keluh Aurel dalam hati

hampir 1 bulan Aurel di sekolah barunya, nampaknya Darwis masih belum lelah untuk bisa mendekati Aurel.
"Kamu ngapain sih ngedeketin aku terus ? " Ucap Aurel
"Ya gapapa, emang gak boleh yah ? "
"bukannya gak boleh, tapi kan masih ada perempuan lainnya disekolah ini"
"Iya aku tau, tapi entahlah.. pertama aku ngeliat kamu, aku ngeliat ada yang beda dari diri kamu. Dan waktu aku jabat tangan sama kamu, aku ngerasa kamu itu cinta aku satu-satunya."
Aurel pun tertegun mendengar semua yang diucapkan Darwis
"Wis.. dengerin aku, sebenernya aku juga dari dulu ngerasa kaya gitu. Tapi ya gimana lagi ? banyak perempuan yang ngedeketin kamu, jadi aku pikir mustahil bisa ngedapetin kamu"
"Gak ada yang mustahil di dunia ini Rel, mulai sekarang kamu mau gak jadi pacar aku ?"
"Dengan senang hati.."

Akhirnya mereka pun berpacaran cukup lama sekitar 4 tahun, lalu mereka memutuskan untuk ke jenjang yang lebih serius

Saturday 5 April 2014

S

Mengetahui dirimu adalah hal terindah bagiku
Jelas ! Aku tidak akan diam setelah mengetahui hal itu
Karena ku takut kau berpaling dariku
Jika aku tidak segera mendapatkan cintamu untukku