Saturday 3 May 2014

Cerita 2

" Kak, gue numpang tidur di kamar lo ya "
" Tumben amat lo tidur di kamar gua Nya, yaudah gih sono. jangan ngiler ya " ucap Viny
" Vanya kan gak pernah ngompol tau " katanya sambil merebahkan diri dikasur disamping kakaknya. Ketika Vanya menutup matanya, ia merasa ada yang berbeda. Nampaknya lampu kamar mati total, seketika ia pun bangun lagi dan mencari senter sebelum ia berbicara kepada kakaknya.
" Kak, lo liat senter gak dimana ? "
" Disitu.... " ucap Viny sambil menunjukkan jarinya ke sebuah laci kecil
" Dimana ? Laci yang ini ? " tanya Vanya
" Iya... " ucap Viny tidak seperti biasanya
" Oh ini, tumben amat lo kak gak takut kalo mati lampu " kata Vanya sambil menyorotkan lampu senter kepada Viny
          Viny pun membalikan badan kepada Vanya. Vanya yang saat itu menyorotkan sinar senter kepada Viny merasa kaget sekaligus takut, karena wajah Viny yang begitu manis berubah drastis menjadi wajah yang penuh luka. Dengan seketika ia pun menjerit sangat kencang dan langsung keluar kamar. Ia pun dengan sigap langsung masuk ke kamar Dharma kakak laki-lakinya. Pada saat masuk, ia melihat Dharma sedang anteng memainkan Laptop kesayangannya, Vanya pun segera menghampiri Dharma dan duduk disebelahnya.
" Bang, itu kak Viny... Masa wajah dia.." belum selesai Vanya bercerita, ia kembali dikejutkan dengan wajah Dharma yang hancur sebelah.
" Waaaaa...... " Vanya pun kembali pergi keluar dari kamar Dharma, tanpa pikir panjang Vanya langsung pergi menuju kebawah ke ruang tamu. Sesampainya di ruang tamu, ia hanya bisa merasakan sepi dan kegelapan disana, sesekali ia menyorotkan senter ke arah tangga karena takut kakak-kakaknya turun mengejar dia.
" Tring.. Tring.. Tring.. "
" Suara apa itu ? " ucap Vanya sambil keheranan.
          Vanya pun memberanikan diri mendekati suara itu, tetapi ia masih bingung berasal dari mana suara tersebut. setelah lama mencari, ternyata suara itu berasal dari dapur. Terlihat samar-samar ada seorang anak kecil yang sedang memainkan sendok dengan gelas.
" Aduh.. siapa itu ? disini kan gak ada anak kecil " kata Vanya sambil menahan rasa takut
Ia pun mencoba mendekati anak kecil itu, dan ketika ia memegang pundak anak kecil itu, anak kecil itu pun memutarkan badannya terlihat mulut anak itu penuh luka, Vanya pun hanya bisa diam tanpa kata dan tidak ada satu katapun yang keluar dari mulutnya.
          Tanpa berpikir panjang Vanya pun segera lari kembali ke ruang tamu, namun naas saat ia buru-buru senternya jatuh. dan ketika hendak mengambil senternya, ia sangat kaget karena kedua kakaknya tadi sudah berada didekat senter tersebut, Vanya pun bingung apa yang harus ia lakukan. Hantu-hantu tersebut semakin mendekat kepadanya, ia pun hanya bisa menundukkan kepalanya. Ketika ketiga hantu tersebut sudah mulai dekat dengannya ia pun langsung berteriak

" Aaaaa...... " teriak Vanya dengan sangat kencang
" Kenapa lo ? teriak kenceng banget ? pasti mimpi buruk ya ? " tanya Viny dengan wajah kaget karena mendengar teriakkan Vanya
Dharma pun yang berada diluar kamar segera mendatangi kamar Viny karena mendengar teriakan Vanya.
" Kenapa Van ? kok teriak-teriak ? " tanya Dharma dengan wajah heran
" Gak, gak papa kok " ucap Vanya dengan lega

No comments:

Post a Comment